Jumat, 28 Juli 2017

TUGAS UAS


A.Laporan Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi

  • Laporan Pra Produksi

1. Ide gagasan :
Tujuan pembuatan artikel ini adalah untuk memberikan pembelajaran dan mengenal lebih dekat mengenai kebudayaan yang untuk zaman sekarang kurang diperhatikan keberadaannya. 

2. Adapun ide dalam artikel ini  ini diperoleh dari :
Lingkungan sekitar yang secara tidak langsung melunturkan nilai kebudayaan
Pengalaman diri sendiri sebagai anak muda yang merasakan kurang tertarik dengan kebudayaan

3. Rencana Peliputan :
Sekitaran Area Wisata Laksa Kota Tangerang dan sekitaran Kantor Walikota Tangerang. Alasan saya memilih lokasi ini karena banyaknya objek kebudayaan yang menarik untuk di explore.

4. Persiapan Perlengkapan :
Kamera, tripod, handphone (sebagai alat perekam audio), dan alat tulis.

  • Laporan Produksi

*Pemilihan angle foto dan video jurnalistik tentang beberapa kebudayaan yang ada di Kota Tangerang
*Wawancara dengan seseorang yang sedang berkunjung ke Area Wisata Laksa Kota Tangerang
*Penulisan artikel jurnalistik mengenai kebudayaan yang ada di Kota Tangerang


  • Laporan Pasca Produksi

*Editing video dengan awal pengambilan gambar dibiarkan murni tetapi di beberapa scene disertai Voice Over dan video hasil wawancara dengan narasumber langsung
*Proses pengeditan artikel ini saya lakukan secara sederhana dengan menggunakan aplikasi VideoPad  dan Free Video Compressor pada PC/ komputer saya
*Editing laporan naskah berita berupa artikel jurnalistik mengenai beberapa kebudayaan yang ada di Kota Tangerang



B. Artikel Hasil Liputan


Kota Tangerang Kaya Akan Budaya














Pada mulanya, penduduk Tangerang boleh dibilang hanya beretnis dan berbudaya Sunda. Mereka terdiri atas penduduk asli setempat, serta pendatang dari Banter., Bogor dan Priangan. Kemudian sejak 1526, datang penduduk baru dari wilayah pesisir Kesultanan Demak dan Cirebon yang beretnis dan berbudaya Jawa, seiring dengan proses Islamisasi dan perluasan wilayah kekuasaan kedua kesultanan itu. Mereka menempati daerah pesisir Tangerang sebelah barat.
Keragaman etnis penduduk Batavia sebagai dampak kebijakan Kompeni Belanda di bidang kependudukan di Kota Batavia melahirkan ragam etnis dan budaya Melayu Betawi. Dinamakan demikian, karena mereka berbicara dalam bahasa Melayu sebagai alat komunikasi sosialnya dan bertempat tinggal di daerah Betawi, sebutan orang pribumi bagi Kota Batavia. Penduduk etnis dan budaya Betawi ini menyebar ke daerah sekeliling Kota Betawi, termasuk daerah Tangerang. Mereka menempati daerah pesisir sebelah timur dan daerah pedalaman timur Tangerang.
Kebijakan Kompeni tersebut melahirkan pula keturunan orang China dalam jumlah banyak di Kota Batavia yang menyebar ke daerah Tangerang, sebagai dampak dari pemberontakan orang-orang China di Kota Batavia pada 1740 dan lahirnya status tanah partikelir. Keturunan orang China ini tersebar di daerah tanah partikelir, terutama di daerah pesisir Tangerang sebelah timur. Selanjutnya, kebudayaan mereka berasimilasi dengan kebudayaan Melayu Betawi. Dari pertemuan itu lahirlah jenis-jenis budaya yang bercirikan Melayu Betawi dan China yang kini populer disebut budaya Betawi, seperti teater lenong, tari topeng, dan lain-lain.
Dengan perkembangan penduduk seperti itu, peta penduduk dan budaya di Tangerang terbilang unik. Daerah Tangerang Utara bagian timur berpenduduk etnis Betawi dan China serta berbudaya Melayu Betawi. Daerah Tangerang Timur bagian selatan berpenduduk dan berbudaya Betawi. Daerah Tangerang Selatan berpenduduk dan berbudaya Sunda. Sedang daerah Tangerang Utara sebelah barat berpenduduk dan berbudaya Jawa.
Dalam konteks keseluruhan pemerintahan di wilayah Tatar Sunda, kedudukan Tangerang mengalami beberapa kali perubahan dalam tingkat dan struktur pemerintahan. Sebagaimana telah dikemukakan, pada awal abad ke-16 Tangerang berstatus sebagai salah satu kota pelabuhan dalam lingkungan Kerajaan Sunda. Pada masa itu kota pelabuhan berada di bawah kuasa seorang syahbandar yang bertanggung jawab langsung kepada raja Sunda.
Dibangun di atas tanah seluas 49 hektar dengan luas halaman 6.612 ,24 m2 terdiri dari lima lantai dan menghabiskan biaya sebesar Rp. 60 Milyar dalam 3 tahun anggaran, gedung ini dirancang oleh Ir. Slamet Wirasonjaya. Tujuan dibangun gedung ini adalah dipergunakan untuk kegiatan legislatif dan eksekutif, sehingga penyelenggaraan kegiatan tersebut akan terkonsentrasi dalam satu area.

Beberapa kebudayaan yang ada di Kota Tangerang :
  • Festival Cisadane

Salah satu upaya Pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang untuk memperkenalkan potensi pariwisata Kota Tangerang yaitu dengan memanfaatkan keberadaan Kali Cisadane yang membelah Kota ini, yaitu "Festival Cisadane".
Festival Cisadane tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan aset wisata, namun yang lebih penting adalah sebagai media hiburan dan pesta rakyat, agar masyarakat Kota Tangerang, mampu memberikan tampilan yang menjadikan daya tarik wisatawan maupun masyarakat Kota Tangerang yang dimeriahkan dengan lomba Perahu Naga, Perahu Tradisional (Kole-kole), Bazaar dan Pagelaran Seni Tradisional.

  • Tarian Lenggang Cisadene

Lalu yang ke dua ada tarian lenggang cisadane. Tarian lenggang cisadane adalah salah satu tarian yang memperpadukan unsur budaya di kota Tangerang, seperti budaya Sunda, Jawa, Betawi, Arab, China. Biasanya tarian ini diiringi dengan music marawis.
  • Makanan Laksa Khas Kota Tangerang


Laksa ini makanan ciri khas orang Tangerang banget. semua orang di Tangerang pasti pernah mencicipinya. Biasanya makanan ini agar lebih nikmat di tambah telur rebus. Kita bisa membelinya dengan harga kurang lebih 12ribu. Untuk tempatnya biasanya berada di Jl. Muhammad Yamin, depan LP Wanita Kota Tangerang.


C. Foto Jurnalistik












D. Video Jurnalistik




Tidak ada komentar:

Posting Komentar