Jumat, 28 Juli 2017

TUGAS UAS


A.Laporan Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi

  • Laporan Pra Produksi

1. Ide gagasan :
Tujuan pembuatan artikel ini adalah untuk memberikan pembelajaran dan mengenal lebih dekat mengenai kebudayaan yang untuk zaman sekarang kurang diperhatikan keberadaannya. 

2. Adapun ide dalam artikel ini  ini diperoleh dari :
Lingkungan sekitar yang secara tidak langsung melunturkan nilai kebudayaan
Pengalaman diri sendiri sebagai anak muda yang merasakan kurang tertarik dengan kebudayaan

3. Rencana Peliputan :
Sekitaran Area Wisata Laksa Kota Tangerang dan sekitaran Kantor Walikota Tangerang. Alasan saya memilih lokasi ini karena banyaknya objek kebudayaan yang menarik untuk di explore.

4. Persiapan Perlengkapan :
Kamera, tripod, handphone (sebagai alat perekam audio), dan alat tulis.

  • Laporan Produksi

*Pemilihan angle foto dan video jurnalistik tentang beberapa kebudayaan yang ada di Kota Tangerang
*Wawancara dengan seseorang yang sedang berkunjung ke Area Wisata Laksa Kota Tangerang
*Penulisan artikel jurnalistik mengenai kebudayaan yang ada di Kota Tangerang


  • Laporan Pasca Produksi

*Editing video dengan awal pengambilan gambar dibiarkan murni tetapi di beberapa scene disertai Voice Over dan video hasil wawancara dengan narasumber langsung
*Proses pengeditan artikel ini saya lakukan secara sederhana dengan menggunakan aplikasi VideoPad  dan Free Video Compressor pada PC/ komputer saya
*Editing laporan naskah berita berupa artikel jurnalistik mengenai beberapa kebudayaan yang ada di Kota Tangerang



B. Artikel Hasil Liputan


Kota Tangerang Kaya Akan Budaya














Pada mulanya, penduduk Tangerang boleh dibilang hanya beretnis dan berbudaya Sunda. Mereka terdiri atas penduduk asli setempat, serta pendatang dari Banter., Bogor dan Priangan. Kemudian sejak 1526, datang penduduk baru dari wilayah pesisir Kesultanan Demak dan Cirebon yang beretnis dan berbudaya Jawa, seiring dengan proses Islamisasi dan perluasan wilayah kekuasaan kedua kesultanan itu. Mereka menempati daerah pesisir Tangerang sebelah barat.
Keragaman etnis penduduk Batavia sebagai dampak kebijakan Kompeni Belanda di bidang kependudukan di Kota Batavia melahirkan ragam etnis dan budaya Melayu Betawi. Dinamakan demikian, karena mereka berbicara dalam bahasa Melayu sebagai alat komunikasi sosialnya dan bertempat tinggal di daerah Betawi, sebutan orang pribumi bagi Kota Batavia. Penduduk etnis dan budaya Betawi ini menyebar ke daerah sekeliling Kota Betawi, termasuk daerah Tangerang. Mereka menempati daerah pesisir sebelah timur dan daerah pedalaman timur Tangerang.
Kebijakan Kompeni tersebut melahirkan pula keturunan orang China dalam jumlah banyak di Kota Batavia yang menyebar ke daerah Tangerang, sebagai dampak dari pemberontakan orang-orang China di Kota Batavia pada 1740 dan lahirnya status tanah partikelir. Keturunan orang China ini tersebar di daerah tanah partikelir, terutama di daerah pesisir Tangerang sebelah timur. Selanjutnya, kebudayaan mereka berasimilasi dengan kebudayaan Melayu Betawi. Dari pertemuan itu lahirlah jenis-jenis budaya yang bercirikan Melayu Betawi dan China yang kini populer disebut budaya Betawi, seperti teater lenong, tari topeng, dan lain-lain.
Dengan perkembangan penduduk seperti itu, peta penduduk dan budaya di Tangerang terbilang unik. Daerah Tangerang Utara bagian timur berpenduduk etnis Betawi dan China serta berbudaya Melayu Betawi. Daerah Tangerang Timur bagian selatan berpenduduk dan berbudaya Betawi. Daerah Tangerang Selatan berpenduduk dan berbudaya Sunda. Sedang daerah Tangerang Utara sebelah barat berpenduduk dan berbudaya Jawa.
Dalam konteks keseluruhan pemerintahan di wilayah Tatar Sunda, kedudukan Tangerang mengalami beberapa kali perubahan dalam tingkat dan struktur pemerintahan. Sebagaimana telah dikemukakan, pada awal abad ke-16 Tangerang berstatus sebagai salah satu kota pelabuhan dalam lingkungan Kerajaan Sunda. Pada masa itu kota pelabuhan berada di bawah kuasa seorang syahbandar yang bertanggung jawab langsung kepada raja Sunda.
Dibangun di atas tanah seluas 49 hektar dengan luas halaman 6.612 ,24 m2 terdiri dari lima lantai dan menghabiskan biaya sebesar Rp. 60 Milyar dalam 3 tahun anggaran, gedung ini dirancang oleh Ir. Slamet Wirasonjaya. Tujuan dibangun gedung ini adalah dipergunakan untuk kegiatan legislatif dan eksekutif, sehingga penyelenggaraan kegiatan tersebut akan terkonsentrasi dalam satu area.

Beberapa kebudayaan yang ada di Kota Tangerang :
  • Festival Cisadane

Salah satu upaya Pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang untuk memperkenalkan potensi pariwisata Kota Tangerang yaitu dengan memanfaatkan keberadaan Kali Cisadane yang membelah Kota ini, yaitu "Festival Cisadane".
Festival Cisadane tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan aset wisata, namun yang lebih penting adalah sebagai media hiburan dan pesta rakyat, agar masyarakat Kota Tangerang, mampu memberikan tampilan yang menjadikan daya tarik wisatawan maupun masyarakat Kota Tangerang yang dimeriahkan dengan lomba Perahu Naga, Perahu Tradisional (Kole-kole), Bazaar dan Pagelaran Seni Tradisional.

  • Tarian Lenggang Cisadene

Lalu yang ke dua ada tarian lenggang cisadane. Tarian lenggang cisadane adalah salah satu tarian yang memperpadukan unsur budaya di kota Tangerang, seperti budaya Sunda, Jawa, Betawi, Arab, China. Biasanya tarian ini diiringi dengan music marawis.
  • Makanan Laksa Khas Kota Tangerang


Laksa ini makanan ciri khas orang Tangerang banget. semua orang di Tangerang pasti pernah mencicipinya. Biasanya makanan ini agar lebih nikmat di tambah telur rebus. Kita bisa membelinya dengan harga kurang lebih 12ribu. Untuk tempatnya biasanya berada di Jl. Muhammad Yamin, depan LP Wanita Kota Tangerang.


C. Foto Jurnalistik












D. Video Jurnalistik




TUGAS SETELAH UTS

Tugas setelah UTS

4. Upload foto karya jurnalistik dengan tema humas interest, lalu lintas, dan budaya. (masing-masing tema terdiri dari 2 foto)

Human Interest






Lalu Lintas





Kebudayaan





Selasa, 04 Juli 2017

TUGAS SETELAH UTS

Tugas setelah UTS

3. Artikel foto dan video jurnalistik

Fotografi Jurnalistik adalah foto yang memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri, melengkapi suatu berita dan dimuat dalam suatu media. Foto jurnalistik harus didukung oleh caption yang berisi penjelasan dari foto. Beberapa makna fotografi jusnalistik dari berbagai sumber:

1. Menurut Wilson Hick redaktur senior majalah ’Life’ (1937-1950) dalam buku World and Pictures, foto jurnalistik adalah media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan.

2. Menurut Henri Cartier-Bresson, pendiri agen foto terkemuka di dunia dengan teorinya Decisive Moment, foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembut mengungkap sebuah cerita.

3. Menurut Oscar Motulohm, fotografer professional, foto jurnalistik adalah suatu medium sajian informasi untuk menyampaikan beragam bukti visual atas berbagai peristiwa kepada masyarakat seluas-luasnnya secara cepat.

4. Menurut Zainuddin Nasution, tokoh foto jurnalistik asal Surabaya, foto jurnalistik adalah jenis foto yang digolongkan foto yang tujuan pemotretan karena keinginan bercerita kepada orang lain. Jadi foto-foto jenis ini berkepentingan dalam menyampaikan pesan kepada orang lain dengan maksud agar orang lain melakukan sesuatu tindakan psikologis.

5. Dalam buku serial Photojournalistic yang diterbitkan oleh Time Life diungkapkan bahwa,  foto-foto yang dihasilkan oleh para wartawan foto seperti yang ada di media massa adalah pers foto foto berita yang penekanannya pada perekaman fakta otentik. Misalnya foto yang menggambarkan kebakaran, kecelakaan, pengusuran dll. Foto-foto itu, ingin menceritakan sesuatu yang akan membuat orang memberikan feed back dan bertindak.

Fotografi jurnalistik jelas berbeda dengan bidang fotografi lainnya.  Foto jurnalistik adalah bagian dari dunia jurnalistik yang menggunakan bahasa visual untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas dan tetap terikat kode etik jurnalistik. Foto jurnalistik bukan sekadar jeprat-jepret semata. Ada etika yang selalu dijunjung tinggi, ada pesan dan berita yang ingin disampaikan, ada batasan batasan yang tidak boleh dilanggar, dan ada momentum yang harus ditampilkan dalam sebuah frame. Hal terpenting dari fotografi jurnalistik adalah nilai-nilai kejujuran yang selalu didasarkan pada fakta obyektif semata.

Berorasi – Orator sedang menyampaikan pesan sekaligus mengajak masyarakat untuk menahan diri dan menjaga perdamaian di Yogyakarta. Aksi ini merupakan aksi gabungan beberapa elemen masyarakat jogja yang ikut menentang kekerasan yang marak terjadi beberapa waktu lalu

Para pewartanya harus selalu berada di garis depan. Mereka pun selalu siaga di garis belakang dalam mewartakan sebuah berita kepada masyarakat luas. Pewarta foto juga dituntut sigap dalam menangkap setiap “momentum” dari sebuah peristiwa, membingkainya dengan dalam sebuah gambar yang berbeda dari apa yang dilihat oleh khalayak awam. Pun yang terpenting, mereka harus mengerti dan paham atas peristiwa yang sedang diabadikannya.

Dasar kelahiran pertumbuhan jurnalistik foto, menurut Soelarko ditentukan oleh tiga faktor:
1. Rasa ingin tahu manusia, yang merupakan naluri dasar, yang menjadi wahana kemajuan.
2. Pertumbuhan media massa sebagai media audio visual, yang memuat tulisan (atau uraian mulut) dan gambar (termasuk gambar yang hidup).
3. Kemajuan teknologi, yang memungkinkan terciptanya kemajuan fotografi dengan pesat (termasuk perfilm-an dan video untuk pemberitaan)

Dalam dunia jurnalistik, foto merupakan kebutuhan yang vital. Sebab foto merupakan salah satu daya pemikat bagi para pembacanya. Selain itu, foto merupakan pelengkap dari berita tulis. Penggabungan keduanya, kata-kata dan gambar, selain menjadi lebih teliti dan sesuai dengan kenyataan dari sebuah peristiwa, juga seolah mengikutsertakan pembaca sebagai saksi dari peristiwa tersebut.

Dalam foto jurnalistik terdapat kategori-kategori untuk membedakan suatu foto itu termasuk kedalam karya foto jurnalis atau bukan.

Ada 3 kategori yaitu :
1.      Foto Human Interest
Foto dalam hal ini biasanya menampilkan manusia dan lingkungannya, sesuai dengan namanya. Foto ini membawa pesan tentang sisi kemanusiaan yang dapat menggugah rasa kemanusiaan orang yang melihatnya.
2.       Foto Feature
Biasanya foto feature di gunakan untuk menerangkan atau memperkuat suatu tulisan baik di majalah, koran dan lain-lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa foto yang di pakai dalam foto feature juga merupakan foto Human Interest.tetapi perbedaan diantara foto-foto lain adalah pada hal yang ditampilkan. Biasanya yang ditampilkan bukan peristiwa utamanya, tetapi sisi lain dari berita atau peristiwa tersebut.
3.      Foto Berita (Spot News atau On The Spot)
Dalam membuat Spot News kita berpedoman atau memuat unsur  What, Why, Who, Where, When and How. Foto inimenampilkan gambar-gambar yang tanpa membaca keterangan atau resensi yang ada sudah dapat bercerita atatu bisa dikatakan berdiri sendiri.. semakin banyak informasi yang terekam dalam foto tersebut, semakin layak foto tersebut. Akan tetapi terbatas pada kehangatan berita yang disajikan. Waktu yang terbatas akan membuat foto berita ini cepat basi. Namun foto ini masih dapat digunakan walaupun hanya sebatas dokumen.

Teknik foto jurnalistik haruslah memiliki unsur :

Ide, setiap wartawan foto tidak boleh hanya melihat peristiwa yang sedang atau telah terjadi, tetapi harus dapat belajar dari ide agar bisa mengetahui sesuatu yang akan terjadi;
Latar belakang, wartawan foto dituntut untuk mengetahui story di balik ide dan jika ada harus diketahui kemana arah story tersebut;
Sumber daya manusianya, wartawan foto harus memiliki kemampuan untuk menampilkan story dalam bentuk foto;
Lokasi, untuk mencapai unsur believeability  dan orisinalitas karya, wartawan foto harus turun ke lapangan dan ikut serta  secara langsung di tempat kejadian;
Assembly, foto yang telah didapat harus di-assembling (dikembangkan) sehingga menjadi rangkaian yang utuh;
Hal-hal yang harus dicantumkan dalam foto yang diajukan pada media cetak antara lain :
Caption text, yaitu teks yang sedikit menjelaskan atau memberi gambaran tentang foto. Biasanya diletakkan di samping atau di bawah foto yang bersangkutan;
Credit tittle, yaitu teks yang lazimnya berada pada bingkai foto dan menyebutkan:
¨       pengambil foto dan dari institusi mana berasal, misalnya foto : Bejo/DIANNS;

¨       sumber foto, jika foto tersebut diambil dari media lain, misalnya foto : Tempo;

TUGAS SETELAH UTS

Tugas setelah UTS

2. Membuat artikel teknik editing berita online

EDITOR

DESKRIPSI KERJA

Tugas editor adalah editing –mengedit, menyunting, yakni proses penentuan, seleksi, dan perbaikan (koreksi) naskah yang akan dimuat atau dipublikasikan.  Di media massa, editing adalah tugas redaktur.

Dalam proses penulisan naskah berita, editing merupakan bagian dari aktivitas pengolahan hasil liputan (news processing) setelah melewati tahap news planning(perencanaan berita), news gathering (peluputan peristiwa di lapangan), dan news writing(penulisan bahan-bahan berita menjadi sebuah tulisan berita).

TUJUAN EDITING

  1. Memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif,
  2. Menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai  dengan  visi dan misi redaksi, serta menarik perhatian pembaca/audience.
  3. Menyesuaikan naskah dengan gaya media bersangkutan, standar bahasaserta kelayakan naik cetak (fit to print) atau kelayakan siar (fit to broadcast).
DETIL EDITING: TEKNIS

  1. Mencari  kesalahan-kesalahan  faktual  dan  memperbaikinya, di antaranya kekeliruan salah tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa, nama tempat, alamat, dan sebagainya.
  2. Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda baca.
  3. Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan,  tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dsb.
  4. Mengetatkan tulisan atau menyingkat tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia, termasuk membuang atau memotong (cutting) paragraf yang tidak penting.
  5. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata.
  6. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul (subjudul), di mana diperlukan.
  7. Menulis  atau  menentukan judul dan lead  atau  teras  berita  jika dipandang perlu.
  8. Di beberapa suratkabar, editing juga termasuk menulis caption  (keterangan gambar) untuk foto dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang disunting itu.
DETIL EDITING: NON-TEKNIS

  1. Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria layak muat —aktual, faktual, penting, dan menarik.
  2. Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta asas keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan kembali reporter untuk memenuhinya.
  3. Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih menonjol daripada fakta hasil liputan.
  4. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.
  5. Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memuakkan (bad taste).
  6. Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup, dan gaya hidup para pembaca utama korannya, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat umum tersebut.
  7. Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa merusak cara penulisnya menyatakan pendapatnya. Karenanya, redaktur harus membaca lebih dahulu seluruh cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh tentang apa yang berusa dikatakan oleh si penulis.
  8. Menjaga masuknya iklan terselubung sebagai berita. Dengan demikian, editing tidaklah semata-mata memotong (cutting) naskah agar sesuai atau pas dengan kolom yang tersedia, akan tetapi juga membuat naskah enak dibaca, menarik, dan tidak mengandung kesalahan faktual. Ia mengubah redaksional naskah tanpa mengubah makna atau substansinya. Jika perlu, editor melakukan penulisan ulang (rewriting).
KELENGKAPAN EDITOR

  1. Style Book –buku pedoman gaya bahasa khas media tempat editor bekerja.
  2. Kamus Bahasa.
  3. Kamus singkatan (akronim).
  4. Peta.
  5. Buku biografi tentang tokoh-tokoh ternama.
  6. Ensiklopedi.
  7. Buku telefon.
  8. Buku atau koleksi ucapan atau pepatah terkenal.
SYARAT EDITOR
Dikemukakan mantan Pemimpin Redaksi Harian Times London, Harold Evans, dalam buku Newsman’s English:

  1. Berwawasan luas
  2. Berkepala dingin
  3. Sanggup bekerja dalam suasana tergesa-gesa dan rumit tanpa menderita perasaan tertekan
  4. Cermat, hati-hati, tekun
  5. Tegas
  6. Melihat dari sudut pandang pembaca.

CARA KERJA SEORANG REDAKTUR

Tugas editing (penyuntingan) yang dihadapi redaktur di daerah cukup berat. Selain karena kualitas sumber daya (terutama reporter) terbatas, beberapa media sahamnya juga memiliki Pemda setempat. Dengan be-gitu, tantangan yang dihadapi bukan saja bagaimana menyajikan berita semenarik mungkin, tapi juga bagai-mana menjaga agar redaksi tetap independen.

Proses editing sangat penting peranannya dalam me-nentukan kualitas kerja redaksi, karena mutu produk akhir yang disajikan kepada pembaca (baik berupa be-rita, foto, grafis, dan lain – lain) yang dimuat dikoran diten-tukan pada tahapan ini. Karena itu, proses editing ini di-serahkan kepada wartawan yang sudah senior, berpe-ngalaman, dan berwawasan. Editing dimaksudkan untuk mengetahui antara lain apakah:

. Berita itu layak dimuat misalnya, memenuhi standar rukun iman berita atau layak berita).
2. Fakta yang terkandung dalam berita itu sudah benar.
3. Ditulis dengan baik (berbahasa Indonesia dengan benar, tuli-sannya runtut dan menarik, bisa dipahami oleh pembaca dan lain – lain).
4. Memenuhi standard moral (seimbang, coverage both side, tak melanggar kode etik).
5. Diperoleh lewat prosedur yang benar, serta memprediksikan seberapa jauh dampak pengaruh berita itu bagi media yang bersangkutan (misalnya untuk berita – berita yang agak menyerempet bahaya kepihak ketiga).

Deskripsi diatas menunjukkan bahwa tugas seorang redaktur yang melaksanakan tugas editing cukup berat. Sebab, seperti yang terjadi di beberapa media, redaktur juga punya tugas harian lainnya, seperti ikut meren-canakan berita, fungsi koordinasi liputan, pengarah tata letak dan lain –lain.

Keseimbangan

Akhir – akhir ini ada kecenderungan para pekerja pers agak berani melanggar “kode etik”. Misalnya memuat berita yang sepihak sehingga merugikan pihak lain. Bia-sanya hal ini karena ketidakperdulian/kemalasan untuk mendorong wartawan melengkapi sumber beritanya.
Berita di boks kiri bawah Metropolis tentang wanita, sungguh pun digemari para pembaca, rawan komplain. Sebab, seringkali berita itu didapat secara sepihak (bah-kan seringkali daripengacara sang klien), tanpa ada upaya menghubungi pihak “lawan” dari klien pengacara tersebut.
Yang juga sering mendapat komplain adalah mem-bawa – bawa nama lembaga yang tak terkait langsung dari pelaku atau korban kriminal. Contoh terbaru adalah kasus Kepala Bagian Keuangan Unair yang menjadi ter-sangka penipuan puluhan juta. Demikian pula tentang istri kepala capem BCA yang dibantai perampok, karya-wan BTN yang meninggal di kamar rumah karyawati Bank Aspac dan lain –lain.
Menurut hemat saya, kita boleh menyebut identitas tersangka/korban dengan kelembagaan tertentu yang tak terkait langsung pada isi berita, bukan pada judul.

Akurasi

Masalah akurasi akhir – akhir ini juga sering dilupakan. Mulai dari yang kecil – kecil seperti soal nama orang, tempat kejadian, penulisan ejaan, jabatan, bahasa asing/daerah, sampai salah kutip pernyataan atau salah per-sepsi. Sebagai contoh, pernah terjadi wartawan salah menulis pernyataan H Roeslan Abdulgani soal temannya seperjuangan. Waktu itu disebutkan nama Soemitro Djo-johadikusumo tapi ditulis Soebandrio (tokoh PKI). Seo-rang wartawan senior dari Straits Times menyebut bahwa sarat bagi sebuah berita itu adalah akurasi, akurasi dan akurasi.

Pra Editing

Yang jadi persoalan sehari – hari bagi redaktur dalam mengedit berita adalah terbatasnya waktu. Pada ha-laman ekonomi bisnis, misalnya wartawan umumnya baru dating ke kantor pukul 16.00 sementara deadline pukul 22.00. pada waktu yang sesingkat itu redaktur ha-rus mengedit enam atau delapan berita, menyiapkan foto, mengatur tata letak, dan lain – lain.
Karena itu kedatangan redaktur lebih awal ke kantor untuk memonitori “listing” berita hari itu sangat penting. Sebab, ini sangat membantu redaktur untuk membuat “pra editing” seperti menentukan berita utama (opening) hari itu, pengaturan foto, termasuk pemilihan angle dan teras berita yang pas.
Proses pra-editing ini ternyata sangat perlu, Karena dengan persiapan yang cukup maka kita jadi punya per-siapan waktu dan materi yang cukup untuk membuat edi-ting berita dengan baik, mengatur foto, membuat grafis, dan lain – lain. Yang juga tak kalah penting adalah mem-perkaya “berita” itu dengan referensi lain yang mungkin tak diperoleh wartawan.

Format Penulisan

Bahasa pers memiliki safat khas yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, dan menarik. Meski demikian, bahasa pers sebagai salah satu ragam Bahasa Indo-nesia harus taat pada kaidah, ejaan yang benar, serta bahasa baku (yang paling banyak dipakai oleh lapisan masyarakat, baik dalam bahasa tulis maupun lisan). Yang juga harus diingat bahwa per situ dibaca oleh segala lapisan, baik strata pendidikan maupun ekonomi, Karena itu bahasa dan istilah yang dipakai wartawan harus bisa dimengerti oleh segala lapisan.

Itu sebabnya, istilah – istilah rumit pada berita eko-nomi, hukum, kesehatan, dan lain – lain mestinya harus dijelaskan. Demikian juga sebisa – bisanya pemakaian bahasa asing dibatasi sesedikit mungkin.
Beberapa nasihat untuk tulisan berita yang baik : kali-matnya pendek – pendek, mengalir (logis) dan jernih, menggunakan kalimat aktif, bukan pasif. Sebaliknya tulisan yang sulit dipahami pembaca adalah yang kalimat dan alineanya panjang – panjang, memakai ba-nyak istilah teknis, asing dan bahasa daerah.


TUGAS SETELAH UTS

Tugas setelah UTS

1. Feature mengenai kebudayaan, misalnya kesenian, tokoh, kota, dsb.

Yogyakarta










Yogyakarta merupakan salah satu kota yang cukup dikenal. Kota yang memiliki banyak budaya dan peninggalan sejarah. Menawar kan segala jenis objek wisata, menjadikan yogya juga bisa menjadi surga bagi wisatawan. Objek wisata pantai, pegunungan, candi, budaya, sejarah, kuliner maupun belanja merupakan sugguhan yang menarik dari kota Yogyakarta ini. Keramahan masyarakat Yogyakarta juga menjadi daya tarik tersendiri dan menjadikan para wisatawan betah berlama-lama tinggal di Jogjakarta dan ingin kembali lagi ke sini.

Terletak di sebelah selatan dari pulau jawa menjadikan kota ini memiliki banyak wisata pantai. Pantai parangtritis salah satu pantai terdekat dengan kota Yogyakarta, pantai ini tidak pernah tertinggal menjadi agenda wajib bagi wisatawan. Menawarkan pesona sunset yang sempurna sebaiknya mengunjungi pantai ini sore hari. Tidak hanya mendapat sunset yang indah jika mengunjungi parangtritis saat sore hari juga sudah tidak terlalu panas dan jalan menuju pantai ini sudah mulai lengang. Tetapi pesona pantai parangtritis masih juga dapat dinikmati saat pagi hari.

Deretan pantai timur Yogyakarta juga wajib menjadi objek wisata yang wajib di kunjungi. Menawarkan pasir putih dan suasana yang sepi menjadikan pantai poktunggal, indrayanti, sundak, ndrini, ngrenean, ngobaran dan masih banyak lagi wajib di kunjungi saat berada di sana.

Memiliki gunung berapi teraktif di dunia melengkapi deretan wisata alam yang ada di kota ini. Pasca erupsi besar-besaran tahun 2010, di kawasan merapi kini terdapat kawasan wisata “lava tour”. Kawasan yang menawarkan wisata bencana dengan segala pemandangan yang masih tertutup abu hingga terdapat beberapa museum sisa-sisa bencana.

Pusat kota dari kota ini juga tidak luput dari incaran para wisatawan. Malioboro merupakan tujuan wajib bagi para wisatawan yang gemar berbelanja. Menawarkan berbagai jenis dagangan khas yogya dari souvenir, pakaian khas Yogya, hingga kuliner nya terbilang cukup lengkap di lokasi ini. Mulai dari awal kawasan ini sudah berjajar rapi pedagang kaki lima menawarkan berbagai dagangan. Pedagang yang ramah dan lengkapan nya pilihan belanjaan menjadikan Malioboro selalu ramai wisatawan. Menawar dengan harga serendah mungkin, tips dalam berbelanja selama di malioboro adalah dengan menawar harga semurah mungkin agar tidak di tipu dengan harga segunung yang di tawar kan oleh pedagang.            

Berada tidak jauh dari malioboro, Keraton Yogyakarta juga tidak dapat di tinggalkan dari agenda berwisata selama di Yogyakarta. Tempat tinggal raja dari Kota Yogyakarta ini juga menawara kan berbagai pertunjukkan tradisional baik gamelan, tarian hingga pertunjukna wayang. Selain menyaksikan pertunjukkan ini, wasatawan juga dapat menikmati bagunan keraton dan dapat menyaksikan beberapa barang-barang bersejarah dari keraton Yogyakarta ini.

Tidak lengkap jika berkunjung di kota Yogyakarta tanpa mencicipi makanan khas Yogya yaitu Gudeg dan bakpia. Terletak tidak jauh dari kraton, wisatawan dapat mengunjungi kawasan wijilan yang terkenal dengan daerah gudeg. Berjajar rapih pedangan gudeg di kawasan ini selama 24 jam.


Lengkap sudah semua tujuan wisata mulai dari wisata alam, sejarah, belanja, hingga kuliner khas yogya. Kota dengan berjuta pesona dan kehangatan bagi para wisatawan yang hadir. Kota romantis dengan sejuta kenangan di dalam nya. Segera rencanakan liburan untuk mengunjungi Kota Yogyakarta.



Sabtu, 06 Mei 2017

TUGAS UTS

Tugas UTS

1. Membuat tulisan berupa Berita Online (Straight News, Hard News, atau Soft News) yang disertai foto.

A. SOFT NEWS



Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa secara resmi membuka pameran buku yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara 'Big Bad Wolf Book Sale 2017' di ICE BSD City Tangerang, Kamis (20/4). Pameran tersebut akan berlangsung mulai tanggal 21 April - 2 Mei 2017.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel turut hadir dalam pembukaan pameran buku ini. Khofifah menyatakan sangat mendukung pameran buku ini.

“Ini menjadi salah satu jalan untuk ikut mencerdaskan generasi bangsa. Apalagi, buku yang dipamerkan adalah buku-buku yang berkelas internasional dengan banyak genre. Mulai dari fiksi, fotografi, hobi, cerita anak, kesehatan, politik, ekonomi, fiksi, dan lain sebagainya. Harganya pun sangat murah," ungkap Khofifah, Kamis (20/4).

Mengutip data UNESCO, persentase minat baca Indonesia hanya 0,01 persen. Dari persentase tersebut dipahami bahwa dari seribu orang hanya satu orang yang terbiasa membaca.

Buku merupakan jendela dunia dan menjadi media bagi seseorang untuk memperluas wawasan sekaligus mengetahui lebih dalam tentang berbagai aspek kehidupan yang belum diketahui sebelumnya.

Pemeran buku terbesar se-Asia Tenggara ini diharapkan dapat bermanfaat untuk  masyarat semaksimal mungkin guna mendapatkan buku murah dan bagus. Khofifah juga secara khusus mengapresiasi Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang telah bekerja sama dengan Big Bad Wolf Indonesia dalam penyelenggaraan pameran buku terbesar ini.

Khofifah berharap event ini bisa berlangsung konsisten setiap tahun. "Semangat untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia, utamanya kaum perempuan memang harus dipacu dengan acara seperti ini," ujar Mensos.

Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia, selaku pengelola Big Bad Wolf Book Sale, Uli Silalahi mengatakan, tahun ini pameran Big Bad Wolf Book Sale dibuka bertepatan dengan Hari Kartini 21 April 2017.


Uli mengatakan, ada lima juta buku yang dipersiapkan untuk pameran buku terbesar se-Asia tenggara ini. Pameran ini akan dibuka 24 jam nonstop atau setara 288 jam. "Ada jutaan buku berbagai genre dan kategori usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Harganya murah-murah mulai dari Rp 10 ribu. Diskon sampai 80 persen," tutur Uli.



3. Membuat tulisan Feature Online (Feature Biografi, Feature Perjalanan atau Feature Sejarah) yang disertai foto.





Hawa sejuk menyambut kedatangan saya di Purwokerto, kota yang ramah dan masih sangat asri pemandangan alamnya. Purwokerto berada di Provinsi Jawa Tengah, butuh waktu kurang lebih 5 jam untuk sampai ke kota tersebut dengan jalur kereta api.

Sudah lama tidak mengunjungi kota ini. Padahal dulu, saya pernah mengenyam pendidikan 1 tahun di kota ini. Perjalanan Jakarta-Purwokerto cukup terbilang lancar dihari biasa, jika musim liburan tiba apalagi memasuki libur lebaran kawasan ini dapat tersendat.

Purwokerto adalah kota yang sangat nyaman untuk ditinggali. Purwokerto memiliki banyak wisata alam yang cukup terjangkau untuk dicoba jika kalian berkunjung ke kota ini. Baturaden, misalnya. Purwokerto juga memiliki makanan khas yaitu mendoan. Mendoan adalah tempe yang dibalut terigu yang sudah diberi bumbu dan ditaburi daun bawang. Mendoan biasanya di sajikan dengan sambal kecap.

Jika berkunjung ke Kota Perwokerto saya sering berkunjung ke tempat teman-teman saya dahulu yaitu di Universitas Jendral Soedirman, salah satu universitas negri yang ada di Purwokerto. UNSOED adalah kampus yang sangat asri, masih banyak pohon dikawasan kampus tersebut.

Purwokerto juga memiliki banyak kuliner yang enak dengan harga terjangkau. Jika ingin berlibur beberapa hari Purwokerto juga memiliki hotel dengan taraf internasional, jadi jangan khawatir untuk berkunjung kesana.

Alun-alun Purwokerto juga cukup menarik perhatian saya. Alun-alun Purwokerto akan ramai sekali jika musim libur lebaran tiba. Selain tempatnya yang terbuka, banyak kuliner yang berjejer di alun alun tersebut. Alun-alun Purwokerto juga memiliki air mancur yang jika malam tiba akan dipenuhin lampu lampu yang bisa dijadikan tempat untuk berfoto.

Setelah puas menghabiskan hari hari di kota ini, saya harus kembali ke ibu kota Jakarta untuk melanjutkan hidup. Saya akan terus merekomendasikan kota ini kepada semua orang jika ingin berlibur dengan suasana pedesaan yang kental dan harga yang terjangkau. Tetaplah menjadi kota Purwokerto yang asri, damai dan sejuk. Saya senang berkunjung ke kota Purwokerto. Sampai jumpa lagi ya.